Sebanyak 75 Petugas medis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sumbawa terpaksa diisolasi karena terindentifikasi kontak dengan pasien kontak erat positif covid-19 yang berumur empat tahun asal Kelurahan Seketeng dan pasien Obgyn asal Lunyuk yang hasil tesnya dinyatakan reaktif.

Para petugas medis itu terdiri dari enam dokter spesialis, 10 dokter umum, sementara sisanya adalah perawat dan bidan yang saling berkontakkan.

Direktur RSUD Sumbawa, dr Dede Hasan Basri yang dikonfirmasi di Sumbawa, Selasa (26/5), mengungkapkan, saat datang ke RSUD melalui IGD, pasien balita ini mengeluh sakit perut dan didiagnosa mengalami gangguan usus, pasien kemudian dirawat di zaal anak. 

"Dalam perawatan muncul gejala batuk pilek dan sesak napas, sehingga dilakukan pemeriksaan oleh dokter spesialis dan mengarah ke Covid-19," katanya. 

Setelah diketahui terdapat gejala itu, barulah orang tuanya mengaku bahwa pasien tinggal serumah dengan pamannya yang baru pulang dari Jakarta dan terpapar Covid-19. 

"Kami langsung tetapkan status balita itu sebagai pasien dalam pengawasan (PDP)," ujar Dede. 

Setelah itu pihaknya langsung merujuk pasien itu ke Mataram guna penanganan lebih lanjut. 

Selain balita tersebut, petugas medis juga melakukan kontak dengan pasien Obgyn yang diarahkan oleh dokter spesialis untuk dirapid test.

Namun pasien malah datang ke Poli di RSUD. Setelah diperiksa barulah diketahui ada rekomendasi dari dokter spesialis untuk dirapid test. 

"Setelah dirapid test, pasien Obgyn ternyata reaktif, dan semua yang kontak erat dengan pasien diperintahkan untuk mengisolasi diri," katanya. 

Di antara total 75 tenaga  medis yang diisolasi tersebut di antaranya 64 orang telah dilakukan swab dan 11 orang dirapid test. 

"Tiga dokter spesialis anak, satu spesialis bedah, dan satu spesialis kandungan hasil swabnya sudah langsung keluar hari ini bersama pasien Obgyn tersebut dengan hasil negatif, namun akan dilakukan swab untuk kedua kalinya," jelasnya. 

Pihaknya berharap hasil swab petugas medis RSUD setempat negatif, agar dapat melaksanakan tugasnya kembali seperti biasa memberikan pelayanan medis. 

Pasca isolasi puluhan tenaga medis, lanjut Dede, pelayanan di RSUD Sumbawa tetap berjalan normal, karena jumlah petugas medis di RSUD tersebut sebanyak 656 orang.

Sedangkan konsultasi ke dokter spesialis tetap bisa dilakukan melalui sistem online chat whatssup atau videocall, artinya semua pelayanan masih tetap berjalan dengan prima. 

Ke depannya, untuk menghilangkan kekhawatiran masyarakat dengan kondisi RSUD pasca kejadian tersebut, pihaknya akan memperketat pengawasan dan mensterilkan lokasi pelayanan.

"Mulai 25 Mei, kami menerapkan penerimaan pasien melalui satu pintu yaitu melalui IGD, siapapun pasien yang datang akan dilakukan rapid test untuk mengetahui gejala covid-19," tuturnya. 

Bagi yang reaktif akan ditangani di gedung baru wilayah Sering Desa Kerato Kecamatan Inter Iwis. 

Mengenai anggaran untuk rapid test, Dede mengaku akan mengajukan ke Pemda Sumbawa untuk dianggarkan, sebab BPJS tidak menanggung biaya rapid test yang besarnya Rp590 ribu.