Sumbawa Besar, Media Center. Dusun Talwa Desa Leseng Kecamatan Moyo Hulu adalah tempat bermukimnya para pandai besi (blacksmith) yang tetap mempertahankan cara tradisional dalam membuat benda-banda tajam kerajinan tangan seperti berang (parang),lading (pisau), dangko (arit), kapak (perku) dan berbagai jenis peralatan lainnya. Siang menjelang sore, pada hari Kamis (3/5/2018) dengan diiringi ratib, basenentek rantok dan tarian, para Diplomat peserta Sesparlu Internasional ke-20 maupun Sesparlu Reguler disambut oleh Camat Moyo Hulu, Kepala Desa, jajaran Pemerintah Kecamatan dan masyarakat di Dusun Talwa Desa Leseng. Rombongan para Diplomat yang dipimpin oleh Direktur Sekolah Staff Dinas Luar Negeri (Sesdilu) Pusdiklat Kemlu Muhammad Aji Surya yang datang ke Talwa merupakan rangkaian kegiatan Kunjungan Diplomat peserta Sesparlu Internasional ke-20 di Kabupaten Sumbawa. Dalam sambutannya, Direktur Sesdilu menyampaikan terima kasih dan penghargaan atas penyambutan masyarakat dan Pemerintah Kecamatan dalam kunjungan yang telah direncanakan sebelumnya. ???Barusan saya mendapat SMS dari ibu Menteri, beliau menyampaikan salam kepada Pemerintah dan masyarakat di Sumbawa atas dukungan terhadap penyelenggaraan Sesparlu Internasional ke-20 di Kabupaten Smbawa,?? ungkap Direktur. Lebih lanjut, Direktur menyampaikan bahwa dalam rombongan Kunjungan Sesparlu ke Kabupaten Sumbawa terdapat 9 peserta dari luar negeri dan 21 peserta dari dalam negeri. ???Para Diplomat ini semua nantinya dapat menjadi?? juru promosi bagi potensi Sumbawa di negaranya maupun ditempat tugas masing-masing?? kata Direktur. Pada kesempatan itu pula, Direktur memperkenalkan satu-persatu para Diplomat yang mengikuti program Kunjungan ke Kabupaten Sumbawa. Sebelumnya, Camat Moyo Hulu Mulyadi dalam sambutannya menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada para Diplomat telah mengunjungi salah satu pusat kerajinan ekonomi Sumbawa yaitu Talwa. ???Atas nama Pemerintah Daerah kami mengucapkan selamat datang di Talwa,?? ujar Camat. Selanjutnya, Camat sedikit menceritakan secara singkat sejarah parang Sumbawa di Talwa.?? Pada masa pemerintahan Sultan Jalaluddin III (1883-1931) Talwa telah di jadikan sebagai pusat pandai besi utama di Tana?? Samawa (Sumbawa). ??Keterampilan yang dimiliki oleh para pandai besi ini merupakan warisan sacara turun temurun dari generasi ke generasi yang tetap bertahan sampai sekarang. Selain Talwa juga ada sebuah dusun yang sebagian masyarakatnya juga menekuni pekerjaan sebagai pandai besi. Tepatnya di Dusun Batu Alang Desa Leseng Kecamatan Moyo Hulu dan rata-rata masyarakat yang menekuni pandai besi tersebut adalah pindahan dari Dusun Talwa. Ada 2 (dua) hal yang membuat hasil kerajinan besi di Talwa dan Batualang tetap diminati sampai saat ini adalah kualitas hasil pandai besi (parang atau pisau) dan sarung serta gagangnya yang memiliki estitika budaya yang tinggi. ???Kerajinan yang dihasilkan oleh para pandai besi Dusun Talwa maupun Dusun Batu Alang sudah tidak diragukan lagi, baik dari segi kualitas maupun desain. Tak heran dua tempat ini sudah tidak asing lagi baik bagi masyarakat Samawa ( Sumbawa ) sebagai tempat pembuatan benda tajam, maupun bagi wisatawan, pelajar dan mahasiswa untuk mengunjungi dan melakukan riset/penelitian,?? papar Camat. Pada sesi terakhir, Rektor Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) DR. Andi Tirta menjelaskan tentang proses pembuatan parang, pisau, arit dan lainnya kepada para Diplomat. Beberapa Diplomat tanpak asyik mengikuti aktraksi pembuatan parang secara tradisional serta ikut menjadi bagian pembuatan parang. Hampir seluruh Diplomat membeli hasil kerajinan pandai besi yang dipamerkan oleh kelompok Maris Gama dan kelompok Kemas Kamoyang. (ra/mckabsumbawa).