Pengembangan RI-GHA Covid-19 sebagai alat rapid test buatan asli Indonesia di Laboratorium Hepatika Bumi Gora, Mataram menjadi harapan pemerintah. Terutama untuk menekan anggaran yang dibutuhkan untuk pengadaan alat rapid test dengan biaya lebih murah dibanding yang ada saat ini.
Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) NTB, dr. Nurhandini Eka Dewi, Sp.A menerangkan, Pemprov NTB melalui Gugus Tugas Penanganan Covid-19 NTB telah memesan 5.000 alat rapid test di Laboratorium Hepatika Mataram. Namun pengadaan alat rapid test tersebut baru dapat terealisasi Agustus mendatang.
Kita sudah memesan, tapi bahannya belum ada. Kita provinsi minta 5.000 (alat tes). Belinya memang bertahap. Karena kita juga dapat bantuan dari pusat, ujar Eka saat dikonfirmasi, Selasa, 21 Juli 2020 di Mataram.
Rapid test yang dibeli tersebut akan dijadikan stok untuk memenuhi kebutuhan seluruh rumah sakit di NTB. Kecuali Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) NTB yang diminta melakukan pemesanan mandiri untuk memenuhi kebutuhannya.
Diterangkan, rapid test buatan Laboratorium Hepatika saat ini adalah yang termurah di pasaran. Di mana harga beli alat RI-GHA Covid-19 adalah Rp75 ribu sebelum PPN. Sedangkan untuk alat impor berkisar antara Rp180 ribu.
Yang impor ini juga mulai menurunkan harga sekarang karena SE Menkes soal maksimal harga (jual) Rp150 ribu. Tadinya paling murah Rp180 ribu. Sekarang ada yang menawarkan Rp110-96 ribu, jelas Eka. Biaya rapid test di masing-masing fasilitas kesehatan baik pemerintah dan swasta, sebelumnya mengikuti harga beli alat impor tersebut.
Menurutnya, kebutuhan rapid test sampai saat ini masih cukup tinggi. Berdasarkan catatan Dikes NTB, total penggunaan rapid test dari rumah sakit pemerintah saja telah mencapai 30.000 lebih. Di mana jumlah tersebut belum termasuk kalkulasi dari pemakaian di rumah sakit swasta dan lain-lain.
Terpisah, Direktur RSUD NTB, dr. H.Lalu Hamzi Fikri, menerangkan pihaknya telah melakukan pemesanan 1.000 alat rapid test buatan Laboratorium Hepatika Mataram. Di mana alat tersebut secara prinsip disebut dapat menyaingi produk impor baik dari segi kualitas maupun harga.
Produk (dari) Hepatika ini akan sangat membantu masyarakat, terutama kita di NTB. Kami sudah berproses (pemesanan). Diperkirakkan Agustus baru dapat, jelas Fikri. Diterangkan, selama ini pihaknya membeli produk luar dengan harga yang lebih mahal. Kalau merk lain kisaran Rp180 250 ribu. Di Hepatika ini Rp75 ribu belum PPN, sambungnya.
Sebelumnya Direktur Laboratorium Hepatika Bumi Gora Mataram, Prof. dr. Mulyanto, menerangkan berdasarkan rapat pendahuluan dengan BPPT, harga maksimal penjualan RI-GHA Covid-19 adalah Rp75.000. Jika dibandingkan dengan harga alat rapid test import yang saat ini beredar di pasaran, maka harga tersebut terbilang murah.
Menurut Mulyanto, sampai saat ini pihaknya telah membuat hampir 80.000 alat rapid test. Di mana 10.000 diberikan ke rumah sakit dan untuk memenuhi kebutuhan validasi, sedangkan 70.000 lainnya untuk memenuhi permintaan Kemenristek.
Pemesanan juga disebut datang dari pihak swasta dan pemerintah, termasuk Pemprov NTB. Tapi kami belum bisa pastikan karena bahan bakunya harus didatangkan dari Amerika. Jadi cukup sulit, tapi rencananya akhir bulan ini sudah bisa dipenuhi pesanan-pesanan itu, jelasnya.
Sumbawa, 14/11//2024 Diskominfotiksandi – Kepala Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian Kabupaten Sumbawa, Drs. Hasanuddin bersama Kepala Bidang Persandian Kabupaten Sumbawa, Vivi Yulansari, S. Kom. melaksanakan Operasi Keamanan Siber dalam rangka Information Technology Security Assesment (ITSA) yang dilaksanakan oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) bertempat di kantor Sekretariat Daerah, Kabupaten Sumbawa, pada hari Kamis (14/11).
Sumbawa Besar – Sekretaris Daerah Kabupaten Sumbawa, Dr. Budi Prasetiyo, S.Sos., M.AP., secara resmi membuka SBC Open Tournament II Tahun 2024, yang berlangsung di Pragas, Sumbawa, pada Selasa (12/11/2024). Turnamen ini diikuti oleh atlet-atlet muda berbakat dari berbagai wilayah di Nusa Tenggara Barat, termasuk Sumbawa, Bima, dan Lombok.
Sumbawa, 05/11/2024 – DISKOMINFOTIKSANDI Sumbawa mengadakan acara Sharing Session dan Presentasi Progres Mahasiswa Magang pada Selasa, 05 November 2024, di Aula Diskominfotiksandi. Acara ini bertujuan untuk memperluas wawasan mahasiswa mengenai dunia pemrograman serta membahas perkembangan proyek yang tengah dikerjakan oleh mahasiswa magang.