Ketersediaan air di dua bendungan besar di Kabupaten Sumbawa yakni Batu Bulan dan Mamak masih berada di atas elevasi ketinggian minimal. Meskipun demikian, dalam dua bulan terakhir debit air di dua bendungan tersebut mengalami penyusutan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Wilayah Sungai Pulau Sumbawa Dinas PUPR Provinsi NTB, debit air di Bendungan Batu Bulan yang tersedia berada pada elevasi ketinggian 57,78 meter. Sedangkan batas minimalnya 52 meter. Sementara Bendungan Mamak yang tersedia berada pada elevasi ketinggian 82,91 meter, dengan batas minimal 75 meter. Sedangkan data sebelumnya pada Juni lalu, ketersediaan air di Batu Bulan pada elevasi ketinggian 58,88 meter dan Mamak ketersediaan air pada elevasi ketinggian 88,50 meter. Kepala Balai PSDA Wilayah Sungai Pulau Sumbawa Dinas PUPR Provinsi NTB, Med Manjarungi, S.T., M.T menyampaikan, pihaknya sudah melakukan pertemuan dengan stakeholder terkait dalam rangka mengantisipasi terjadinya kekeringan pada musim tanam kedua (MT 2) ini. Karena masalah kekeringan sudah menjadi langganan di Kabupaten Sumbawa. Meskipun demikian kebutuhan air yang ada bisa terpenuhi apabila semua pihak berkomitmen mengikuti berita acara rapat pola tanam.
“Apabila mereka konsisten dengan pola tanam ini, maka air pasti terpenuhi. Karena kita sudah mengkalkulasi semua. Tetapi ada petani yang melaggar kesepakatan ini (pola tanam). Inilah yang menyebabkan terjadinya kekurangan air,” ujarnya.
Diungkapkannya, debit air yang tersedia saat ini di Bendungan Batu Bulan elevasi ketinggiannya 57,78 dengan elevasi minimal 52 meter. Sedangkan Bendungan Mamak 82,91, dengan elevasi minimal 75. Air bendungan ini tidak bisa dikeluarkan jika berada pada ketinggian angka minimal. Karena jika kondisi itu terjadi, maka akan timbul retakan dan kerusakan pada bendungan. Hal inilah yang harus dicermati oleh masyarakat, baik pemakai air maupun masyarakat umum. Mengingat jika terjadi kerusakan, maka selamanya akan rusak. “Artinya Kalau kita menjaga tetap air bendungan untuk tidak pada batas minimal 52 di Batu Bulan dan 75 di Mamak, maka bendungan itu bisa digunakan sepanjang tahun. Tapi apabila kita paksa pada batas minimal, maka tidak bisa digunakan selamanya,” jelasnya. Namun yang menjadi kendala, lanjutnya, banyak petani yang melanggar aturan pola tanam. Kendala lainnya yakni adanya pelompong liar. Karenanya, stakeholder harus kuat dan harus kompak dalam menangani kekeringan di Sumbawa. Selain itu, pihaknya juga melakukan penguatan terhadap Gabungan P3A dan P3A. Diharapkan peran P3K bersama kelompok tani dan anggota lebih kuat dan sinkron. Di sisi lain pihaknya juga mengevektifkan piket malam di lokasi pembagian air. Karena meskipun air tercukupi setelah dikalkulasi, ada saja penyimpangan saat penyaluran. “Apabila disiplin dalam penyaluran air, otomatis tercukupi. Intinya disiplin,” tukasnya.
Sumbawa, 14/11//2024 Diskominfotiksandi – Kepala Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian Kabupaten Sumbawa, Drs. Hasanuddin bersama Kepala Bidang Persandian Kabupaten Sumbawa, Vivi Yulansari, S. Kom. melaksanakan Operasi Keamanan Siber dalam rangka Information Technology Security Assesment (ITSA) yang dilaksanakan oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) bertempat di kantor Sekretariat Daerah, Kabupaten Sumbawa, pada hari Kamis (14/11).
Sumbawa Besar – Sekretaris Daerah Kabupaten Sumbawa, Dr. Budi Prasetiyo, S.Sos., M.AP., secara resmi membuka SBC Open Tournament II Tahun 2024, yang berlangsung di Pragas, Sumbawa, pada Selasa (12/11/2024). Turnamen ini diikuti oleh atlet-atlet muda berbakat dari berbagai wilayah di Nusa Tenggara Barat, termasuk Sumbawa, Bima, dan Lombok.
Sumbawa, 05/11/2024 – DISKOMINFOTIKSANDI Sumbawa mengadakan acara Sharing Session dan Presentasi Progres Mahasiswa Magang pada Selasa, 05 November 2024, di Aula Diskominfotiksandi. Acara ini bertujuan untuk memperluas wawasan mahasiswa mengenai dunia pemrograman serta membahas perkembangan proyek yang tengah dikerjakan oleh mahasiswa magang.