RSUD Sumbawa membuka pelayanan baru. Pelayanan ini hanya ada satu-satunya di Pulau Sumbawa. Keberadaan pelayanan baru tersebut menyusul terealisasinya lobi Dirut RSUD beserta jajarannya ke Kementerian Kesehatan. Realisasi ini berupa kucuran Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk pengadaan peralatan seharga miliaran rupiah dalam mendukung pelayanan baru tersebut. Selain itu salah seorang Dokter Spesialis Penyakit Dalam, telah disekolahkan secara khusus untuk operasional pelayanan baru dimaksud. Direktur RSUD Sumbawa, dr. Dede Hasan Basri
mengaku bersyukur dengan adanya pelayanan baru ini sebagai upaya meningkatkan pelayanan medis di rumah sakit yang dipimpinnya. Pelayanan baru itu adalah pelayanan endoskopi. Pelayanan ini merupakan tindakan non bedah yang digunakan untuk memeriksa saluran pencernaan dari pasien dan, dalam beberapa kasus, disertai pengobatan, jika sudah memungkinkan. Tindakan ini menggunakan endoskop, tabung lentur (fleksibel) dengan kamera yang melekat pada salah satu ujungnya. “Endoskopi dapat digunakan untuk mendiagnosis penyakit dan untuk menunjang beberapa tindakan medis, seperti operasi dan pengambilan sampel jaringan untuk biopsy. Alatnya sudah ada, SDM nya juga, tinggal persiapan ruang pelayanannya. In syaa Allah, pekan depan sudah bisa beroperasi,” kata Dokter Dede, sapaan akrabnya.
Ikhtiar yang dilakukan RSUD Sumbawa untuk pengadaan alat dan sumberdaya terkait endoskopi ini ungkap dr. Dede, karena banyaknya masyarakat Sumbawa yang menderita penyakit dalam terpaksa harus dirujuk ke Mataram. Meski penanganan medis ditanggung BPJS, namun pasien itu harus menanggung biaya hidup dan lainnya selama menjalani pengobatan dan perawatan.
“Alhamdulillah dengan keberadaan pelayanan endoskopi ini, tidak lagi dirujuk ke Mataram karena sudah bisa tertangani. Bukan hanya pasien di Sumbawa, tapi pasien dari Bima, Dompu dan KSB bisa ditangani di RSUD Sumbawa,” imbuhnya.
Ditemui terpisah, Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSUD Sumbawa, dr. Finly Septianto, Sp.PD mengatakan, endoskopi ini merupakan alat yang digunakan untuk menegakkan diagnosa medis. Alat untuk penunjang diagnostic diarahkan untuk saluran cerna bagian atas meliputi kerongkongan atau tenggorokan, usus halus, dan usus besar. Kemudian saluran cerna bagian bawah mulai dari anus sampai ke rektum dan usus besar. Dengan alat ini dapat terlihat jelas di layar monitor apakah terdapat erosi atau luka gesek pada bagian saluran cerna, kemudian polip atau benjolan pada usus, tukak lambung bagi pasien-pasien yang sering sendawa, nyeri ulu hati, muntah hitam, BAB hitam, Hepatitis B, Hepatitis C untuk memastikan apakah sudah terjadi pengecilan hati dan lainnya. Dengan diagnostic ini juga, dokter dapat mengambil tindakan cepat dan tepat sehingga tingkat kesembuhannya jauh lebih baik. Seperti terjadinya klep pada pembuluh darah, untuk mencegah terjadinya perdarahan yang lebih banyak sehingga pasien bisa diselamatkan. Penyelamatan juga bisa dilakukan menggunakan alat ini bagi pasien yang melakukan percobaan bunuh diri dengan meminum racun atau air accu. Ini dapat dilakukan terapi menggunakan endoskopi untuk melihat sejauh mana organ yang terkena, rusak atau sudah terjadi pembuntuan.
“Masih banyak pasien kanker yang penanganannya menggunakan endoskopi. Untuk bisa mengetahui sampai sejauhmana kankernya mungkin kita bisa mengambil sediaan jaringannya untuk diperiksa agar dapat diketahui ini termasuk jenis kanker apa sehingga memudahkan dalam penanganan atau kemoterapi,” ucap dokter spesialis jebolan Fakultas Kedokteran Sam Ratulangi ini.
Sebelum ada alat endoskopi ini, dr. Finly mengakui semua pasien yang memerlukan penunjang diagnosis harus dirujuk ke Mataram. “Kita bersyukur alat ini sudah ada di RSUD Sumbawa, jadi pasien tak perlu lagi dirujuk. Bayangkan kalau dirujuk berapa biaya yang dikeluarkan, belum lagi waktu dan antriann di rumah sakit yang dituju,” ujarnya.
Disinggung mengenai alat CT-Scan yang sudah dimiliki RSUD Sumbawa yang juga menjadi penunjang diagnosis, dr Finly mengatakan berbeda dengan endoskopi. CT-Scan digunakan untuk melihat benda padat seperti tumor yang ada di hati, paru-paru, otak dan lainnya. Sedangkan endoskopi khusus untuk organ saluran cerna. “CT-Scan tidak bisa mendiagnosa yang ada di saluran cerna baik jenisnya, seberapa jauh panjang maupun penyempitannya. Ini bisa dilakukan menggunakan endoskopi,” jelasnya.
Ia berharap dengan semakin lengkapnya fasilitas atau peralatan medis yang didukung sumberdaya berkompeten, RSUD Sumbawa menjadi pilihan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Sumbawa, 14/11//2024 Diskominfotiksandi – Kepala Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian Kabupaten Sumbawa, Drs. Hasanuddin bersama Kepala Bidang Persandian Kabupaten Sumbawa, Vivi Yulansari, S. Kom. melaksanakan Operasi Keamanan Siber dalam rangka Information Technology Security Assesment (ITSA) yang dilaksanakan oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) bertempat di kantor Sekretariat Daerah, Kabupaten Sumbawa, pada hari Kamis (14/11).
Sumbawa Besar – Sekretaris Daerah Kabupaten Sumbawa, Dr. Budi Prasetiyo, S.Sos., M.AP., secara resmi membuka SBC Open Tournament II Tahun 2024, yang berlangsung di Pragas, Sumbawa, pada Selasa (12/11/2024). Turnamen ini diikuti oleh atlet-atlet muda berbakat dari berbagai wilayah di Nusa Tenggara Barat, termasuk Sumbawa, Bima, dan Lombok.
Sumbawa, 05/11/2024 – DISKOMINFOTIKSANDI Sumbawa mengadakan acara Sharing Session dan Presentasi Progres Mahasiswa Magang pada Selasa, 05 November 2024, di Aula Diskominfotiksandi. Acara ini bertujuan untuk memperluas wawasan mahasiswa mengenai dunia pemrograman serta membahas perkembangan proyek yang tengah dikerjakan oleh mahasiswa magang.