Sumbawa Besar,
Kominfotik.??Dewan Riset Daerah Kabupaten Sumbawa menggelar Seminar Nasional Jagung di Kabupaten Sumbawa, Kamis (8/2/18). Bupati Sumbawa H. M. Husni Djibril B.Sc membuka secara resmi kegiatan seminar nasional yang diselenggarakan di Aula H Madelaoe ADT Lantai 3 Kantor Bupati Sumbawa.
Seminar Jagung Nasional dengan tema ???Integrasi Pertanian Jagung dengan Peternakan Sapi??, ini menghadirkan pembicara dari Dewan Jagung Nasional, Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) Kementerian Perdagangan RI, Dewan Riset Daerah Sumbawa, dan beberapa utusan perusahaan nasional yang bergerak dalam bidang pengembangan industri jagung dan ternak. Peserta seminar terdiri dari perangkat daerah terkait, kalangan perguruan tinggi, serta para pemerhati dan pelaku usaha jagung dan ternak.
Dalam sambutan pembukaan, Iwan Jazadi Ph.D selaku Wakil Ketua Dewan Riset Daerah menyampaikan, bahwa seminar hari ini merupakan tindaklanjut dari pertemuan rutin dewan riset daerah yang kami selenggarakan setiap bulan. Komoditi jagung patut dijadikan salah satu komoditi unggulan Kabupaten Sumbawa, karena memiliki sejumlah keunggulan baik dari jumlah produksi yang besar dan kualitas jagung yang sangat baik.
Disamping itu, kenyataan lapangan menunjukkan masyarakat sangat antusias menanam jagung. Namun disisi lain, ada kekawatiran berbagai pihak mengenai ekses-ekses negatif dari eforia jagung ini. Pengalaman bencana banjir yang terjadi di daerah lain patut menjadi referensi bagi kita untuk lebih arif dalam mengelola lingkungan, menyeimbangkan antara eksploitasi lahan dengan upaya rehabilitas dan perlindungan yang juga harus menjadi konsen kita bersama.
Bupati Sumbawa selaku keynote speech dalam seminar tersebut menyampaikan, kegiatan ini memiliki makna penting dan strategis dalam rangka menyamakan persepsi seluruh stakeholder dan pihak-pihak terkait, yang kemudian menjadi acuan dalam memantapkan ketahanan pangan melalui integrasi pertanian jagung dan peternakan sapi, dengan tetap mempertimbangkan aspek Sosial dan Ekonomi.
[caption id="attachment_3290" align="alignleft" width="300"]
Bupati Sumbawa, Sekjen Dewan Jagung Nasional, Ketua Kopjaganti NTB dan para pemateri lainnya berdiskusi ringan tentang jagung[/caption]
Dikatakan Bupati, Kabupaten Sumbawa selain memiliki potensi jagung terbesar di provinsi NTB, juga memiliki potensi besar bidang ternak, bahkan menjadi daerah penyuplai sapi terbesar untuk konsumsi masyarakat pulau Lombok.
Pada tahun 2017 lalu, jumlah populasi ternak besar di Kabupaten Sumbawa khususnya jenis sapi bali dan sapi Sumbawa mencapai 235.622 ekor, dimana sebanyak 18.338 ekor atau sebesar 8% dari jumlah populasi tersebut diperdagangkan ke daerah lain di luar Kabupaten Sumbawa.
Sedangkan produksi daging sapi pada tahun 2017 lalu mencapai 941.574 kg. Jumlah tersebut merupakan produksi daging terbesar kedua di Kabupaten Sumbawa setelah ayam ras, yang mencapai 1.676.317 kg.
Besarnya jumlah populasi dan produksi tersebut antara lain didukung oleh luasnya lahan penggembalaan ternak atau Lar dan kawasan peternakan yang ada di Kabupaten Sumbawa, dimana pada tahun 2017 lalu, luas Lar dan kawasan peternakan yang telah ditetapkan berdasarkan SK Bupati Sumbawa mencapai 5.337 hektar.
Selain itu, juga didukung oleh ketersediaan bibit ternak, ketersediaan pakan ternak berkualitas serta berbagai pelatihan yang dilaksanakan bagi peternak, di antaranya pelatihan pengolahan pakan ternak dan pelatihan sekolah lapang kepada 760 peternak yang tersebar di 24 kecamatan dalam wilayah Kabupaten Sumbawa.
Lanjut Bupati, potensi tanaman jagung yang cukup besar, terlihat pada?? produksi jagung tahun 2017 yang mencapai 577.990, ton dengan luas panen sebesar 96.667 hektar. Pada tahun 2018 ini, Pemerintah Kabupaten Sumbawa menargetkan produksi jagung sebesar 1 juta ton.
Target tersebut dapat dicapai dengan dua asumsi yaitu tercapainya luas tanam minimal 125.000 hektar, dan produktivitas mencapai 8-10 ton/hektar. Untuk itu, Pemerintah Daerah menetapkan 2 strategi utama yaitu ekstensifikasi dan intensifikasi.
Ekstensifikasi dalam rangka mencapai luas tanam minimal 125.000 hektar dengan memanfaatkan lahan-lahan potensial yang belum tergarap selama ini, namun tetap memperhatikan daya dukung lingkungan sekitar. Sehingga upaya ekstensifikasi harus diimbangi dengan upaya konservasi dan rehabilitasi lahan.
Adapun strategi intensifikasi untuk mencapai produktivitas 8-10 ton/hektar dengan melakukan optimalisasi pemanfaatan teknologi budidaya tanaman jagung. Berdasarkan data produksi jagung tahun 2017 yang mencapai 646.413 ton biji kering, akan menghasilkan biomassa atau limbah jagung sebesar 2 kali produksi biji kering sebesar 1.292.826 ton bahan kering.
Potensi bahan pakan ternak asal limbah jagung tersebut akan semakin meningkat searah dengan peningkatan luas tanam dan produksi jagung. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa pemberian pakan jagung fermentasi kering dapat menambah berat badan ternak sapi mencapai 0,7 kg/ekor/hari.
Hal inilah yang menjadi dasar pertimbangan pemerintah kabupaten sumbawa mencanangkan ???Gerakan Masyarakat Jagung Integrasi Sapi?? yang populer disebut dengan istilah GEMA JIPI.
[caption id="attachment_3289" align="alignright" width="300"]
Sekjen Dewan Jagung Nasional Maxdeyul Sola menyampaikan materi pada SEMINAR JAGUNG NASIONAL di Sumbawa Besar[/caption]
Gerakan ini diharapkan mampu menjaga keseimbangan antara peningkatan produksi di sektor pertanian sekaligus mendorong produktivitas di sektor peternakan, sehingga geliat perekonomian di kedua sektor tersebut dapat meningkatkan daya saing masyarakat demi terwujudnya kesejahteraan bersama.
Pada kesempatan tersebut Maxdeyul Sola selaku Sekjen Dewan Jagung Nasional menyampaikan dukungannya terhadap target
satu juta ton jagung yang dicanangkan Pemerintah Kabuspaten Sumbawa. Menurut Sola, tanaman jagung merupakan tanaman istimewa karena dari satu biji jagung dapat menghasilkan antara 600-900 butir jagung.
Tanaman jagung juga dapat dimanfaatkan mulai dari akar, batang, daun, tongkol, hingga pucuk daunnya, semua dapat dimanfaatkan. Bahkan terdapat puluhan produk turunan industri yang dapat dihasilkan dari jagung.
Belajar dari kesuksesan agribisnis jagung di negara-negara maju, pengintegrasian jagung dengan komoditi lain seperti sapi dan ayam terbukti dapat menurunkan biaya produksi sehingga sangat menguntungkan petani. Oleh sebab itu, Dewan Jagung Nasional akan mendukung sepenuhnya upaya Pemerintah kabupaten Sumbawa agar gerakan masyarakat integrasi jagung dan sapi benar-benar berhasil diimplementasikan di Kabupaten Sumbawa.
Seminar nasional jagung juga menghadirkan beberapa perusahaan yang bergerak dibidang mesin pertanian seperti traktor, silo, benih, dan perusahaan penyedian jasa perdagangan. Perusahaan-perusahaan tersebut dapat bermitra dengan Sumbawa Tekhno Park (STP) yang saat ini tengah dikembangkan di Kabupaten Sumbawa.
Sebagaimana disampaikan Dr. Dedy Heriwibowo, selaku manajer inkubasi STP, bahwa STP yang dimiliki Kabupaten Sumbawa merupakan salah satu dari 100 STP yang direncanakan dalam Nawacita Presiden Joko Widodo. Saat ini STP telah memiliki gedung workshop yang dilengkapi dengan sejumlah peralatan kerja seperti mesin press, mesin pemotong, mesin pembentuk, mesin potong dan mesin bubut.
STP juga telah menjalin kerjasama dengan Taman Sain Enjiniring Pertanian miliki Kementerian Pertanian, yang merupakan salah satu lembaga sertifikasi SNI untuk alat-alat pertanian. Disamping itu, STP saat ini tengah merintis inkubasi bisnis bagi perusahan pemula berbasis teknologi atau yang dikenal dengan start-up.
Dengan posisi strategis STP tersebut, diharapkan perusahaan-perusahaan seperti PT. Trimitra, PT. Kobexindo, PT. Syngenta dan PT. APCM dapat memiliki mitra lokal dalam pengembangan teknologi sesuai dengan kondisi lokal Kabupaten Sumbawa. (ra/mckabsumbawa)
Sumber : Dewan Riset Daerah Kabupaten Sumbawa,
Dedy HW