Sumbawa Besar,
Kominfotik. Kabupaten Sumbawa kembali mengekspor 100 ribu ton jagung ke Filipina melalui Pelabuhan Badas Sumbawa Besar. Sebelumnya, Sumbawa pernah melakukan ekspor sebanyak 135.000 ton pada tahun 2015, kini Sumbawa bersama PT. Seger Nusantara melakukan ekspor yang kedua kalinya sebanyak 11.500 ton pada pengapalan pertama, dari target 100.000 ton pada Tahun 2018 melalui pelabuhan sama, Selasa (20/3/2018).
Pelepasan ekspor jagung ini dihadiri Menteri Pertanian yang diwakili Kepala Badan Ketahanan Pangan RI, Dr. Agung Hendriadi M.Eng, Pangdam IX Udayana Mayjen TNI Benny Susianto S.IP, Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi MA, Bupati Sumbawa HM Husni Djibril B.Sc, Wakil Bupati Drs. H. Mahmud Abdullah, Kepala Dinas Pertanian Provinsi NTB, Kadis Koperindag NTB, Pimpinan BNI Kanwil Bali-Nusra, Pimpinan BRI Wilayah Bali Nusra, Anggota Forkopimda Sumbawa, Sekda, Asisten dan kepala OPD serta kelompok tani jagung se-Kabupaten Sumbawa. Dalam kesempatan itu juga dilakukan penandatanganan prasasti pencanangan inovasi bidang pertanian dalam Program Gemajipi (Gerakan Masyarakat Jagung Integrasi Sapi).
Bupati Sumbawa, HM Husni Djibril B.Sc dalam sambutannya mengatakan, dalam kurun waktu 6 tahun terakhir (2012-2017) perkembangan tanaman jagung di daerah ini terus meningkat dengan cukup signifikan, dari luas areal tanam 35.462 Ha pada tahun 2012 menjadi 97.204 hektar pada tahun 2017. Demikian pula dengan produksi jagung, dari 192.391 ton di tahun 2012 menjadi 621.405 ton pada tahun 2017. Hal tersebut menurut Bupati, tidak lepas dari luasnya potensi lahan yang bisa ditanami jagung, yaitu mencapai 258.000 hektar dari luas wilayah daratan 6.643,98 km2.
Dalam mendorong peningkatan produksi jagung mencapai 1 juta ton per tahun dan penambahan areal tanam menjadi 125.000 hingga 140.000 hektar, smabung Bupati, Pemerintah Kabupaten Sumbawa telah melakukan berbagai upaya yang dituangkan dalam APBD Kabupaten Sumbawa; berupa program peningkatan sumber daya manusia, pembangunan sarana dan prasarana, seperti pengembangan sumber air, pembinaan dan pendanaan bagi kesejahteraan masyarakat petani pedesaan berupa Kredit Tanpa Bunga yang disebut dengan ???Kredit Sahabat (KRABAT)?? sebesar Rp 5 milyar di tahun 2018, dan 15 milyar pada tahun 2017 lalu.
Mengingat potensi limbah jagung yang dihasilkan daerah ini begitu besar, lanjut Bupati, maka di tahun 2018 ini Pemerintah Kabupaten Sumbawa mencoba mencanangkan program Gema Jipi dalam rangka mengkolaborasikan sektor pertanian melalui tanaman jagung dengan sapi pada sektor peternakan. Dan melalui program tersebut diharapkan limbah jagung dalam bentuk jerami, tongkol dan juga klobot (kulit buah jagung) dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak, dengan mengolahnya menjadi hay dan silase.
Pengolahan tersebut, selain dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan pakan ternak, pemanfaatan limbah jagung dapat juga menghasilkan biomasa melalui proses olahan silase. ???Jika 1,5 ton pakan ternak dapat menghidupi seekor sapi selama 3,5 bulan atau 75 hari, maka dengan target produksi jagung sebesar 1 juta ton dan luas areal tanam mencapai 140.000 hektar akan mampu menghasilkan pakan ternak olahan sebesar 1.000.000 x 20 % = 200.000 ton, dibagi 1,5 ton maka dihasilkan pakan olahan yang mampu menghidupi sapi sebanyak 133.333 ekor sapi selama 3,5 bulan (75 hari)??, jelas Bupati.
Agar program Gema Jipi ini dapat berjalan dengan baik, Bupati tetap berharap dukungan dari Kementerian Pertanian dan Pemerintah Provinsi dalam hal penyediaan bantuan benih, pupuk, bibit sapi, alsintan dan prasarana pertanian lainnya. Demikian pula kepada segenap BUMDes yang ada di Kabupaten Sumbawa yang saat ini berjumlah 112 BUMDes, dapat berperan memanfaatkan potensi limbah jagung ini melalui penyediaan jasa pembuatan sekaligus penjualan pakan ternak sapi.
Disampaikan Bupati bahwa suksesnya pelaksanaan ekspor jagung ini tidak lepas dari koordinasi dan kerjasama yang baik pada institusi di lingkungan Pemkab Sumbawa melalui Dinas Pertanian, Dinas Pangan, dan Dinas Koperindag, bersama PT. Seger Nusantara dan PT. Pelindo (Persero).
???Saya menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung keberhasilan pelaksanaan ekspor jagung ini, termasuk juga kepada para petani kita di Tana?? Samawa,?? demikian Bupati.
[caption id="attachment_3488" align="alignleft" width="300"]
Kepala Badan Ketahanan Pangan, Pangdam IX Udayana, Gubernur NTB, Bupati Sumbawa melepas bersama-sama keberangkatan ekspor jagung Sumbawa dari Pelabuhan Badas[/caption]
Sementara itu, Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian RI, Dr. Agung Hendriadi, M.Eng dalam sambutannya mengatakan bahwa ekspor jagung dari Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) ke Filipina merupakan ekspor yang ketiga di Indonesia. Sebelumnya, ekspor dilakukan dari Provinsi Gorontalo sebanyak 57.650 ton dari target 100.000 ton, kemudian dari Provinsi Sulawesi Selatan sebanyak 60.000 ton dari target 100.000 ton.
Disampaikan pula bahwa selain Filipina, Malaysia juga memiliki pangsa pasar potensial untuk ekspor jagung, yaitu 1 juta ton jagung kebutuhan di Filipina dan 3 juta ton di Malaysia dalam setahun. "Peluang inilah yang harus kita ambil agar petani sebagai produsen jagung mendapat keuntungan dari usaha taninya??, jelas kepala BKP.
Lebih jauh disampaikan Kepala BKP Kementan bahwa selama beberapa tahun berturut-turut Indonesia melakukan impor jagung. Hal ini disebabkan konsumsi jagung dalam negeri lebih tinggi dari produksi atau ketersediaan jagung yang ada. Tahun 2015 lalu, Indonesia masih menjadi importir jagung sekitar 3,2 juta ton. Jumlah impor ini menurun 62 persen pada tahun 2016 atau 1,1 juta ton, dan pada tahun 2017 Indonesia tidak lagi mengimpor alias nol impor. Kenyataan ini salah satunya berkat dukungan NTB yang merupakan daerah rangking kelima sentra produksi jagung provinsi besar di Indonesia. Bukan hanya menyetop impor jagung, tapi Indonesia juga melakukan eskpor jagung ke luar negeri dengan negara tujuan Filipina.
Pada kesempatan itu, Gubernur NTB, TGH. M. Zainul Majdi, MA dalam sambutannya mengatakan bahwa ekspor jagung merupakan bentuk apresiasi pemerintah kepada petani dan pihak-pihak terkait lainnya yang telah bekerja keras. "Dengan ekspor ini, diharapkan kesejahteraan petani meningkat sehingga lebih bergairah dalam berusaha tani. Jangan sampai produksi berlimpah tetapi harganya merugikan. Dengan ekspor ini, jelas akan menguntungkan dan mengairahkan para petani??, sebut Gubernur.
Karena itu, Gubernur berharap keuntungan dari budidaya jagung dapat dimanfaatkan tidak hanya untuk kegiatan konsumtif. Namun juga dimanfaatkan untuk menabung, investasi dan produksi. Sebab menurut Gubernur, ketiga hal tersebut masih kurang dimiliki oleh masyarakat NTB. Terkait hal itu, Gubernur menginstruksikan agar sebagian dana dari hasil jagung ini dikelola oleh BUMDes. ???Kalau diuangkan, ada 6,5 triliun uang dari jagung yang beredar di NTB dalam setahun. Saya minta sebagiannya dijadikan modal untuk usaha desa, karena dengan memperkuat BUMDes akan menguatkan struktur perekonomian masyarakat, baik dalam jangka pendek, menengah maupun jangka panjang??, kata Gubernur. (ra/mckabsumbawa)
Sumber : Siaran Pers Humas Setdakab. Sumbawa.