“Tim Indonesia dengan proyek Waste Management dan tagline PARADISE (Paint Your Amazing Life and Save Environment), akan menyampaikan baik secara visualisasi maupun penyusunan draft proposal estimasi anggaran agar proyek ini dapat terealisasi sampai dengan batas waktu pada tanggal 20 Desember 2019”
Demkian disampaikan oleh H. Dony Triwardana, ST Kepala Seksi Infrastruktur Teknologi Informatika Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominfotik) Sumbawa, yang baru saja pulang mengikuti program “Capacity Building: Inclusive, Sustainable, and Climate- Resilient Cities” Lund Swedia, kepada media pada Kamis (10/10/2019) di Kantor Diskominfotik. Hasilnya, kini tengah dirancang program manajemen sampah di Sumbawa.
Dony menjelaskan bahwa kegiatan yang digelar awal September lalu tersebut, diikuti oleh peserta dari beberapa negara. Selain Indonesia ada pula dari Turki, dan Zimbabwe yang diterima Asosiasi Pengajar di Lund University, dan Mentor dari Raoul Wallenberg Institute (RWI). Dari Indonesia, bersamanya juga ikut Kasubdit Kerja Sama Luar Negeri Kemenkumham RI Andi Taletting Langi, dua dosen dari Universitas Teknologi Sumbawa (UTS).
Peserta Indonesia mengikuti program Capacity Building tersebut dari 2-13 September 2019. Selain itu, Peserta Indonesia mempresentasikan “Change project” sebagai tindak lanjut dari study online yang telah dilakukan sejak bulan Mei-Juli 2019.
Adapun kegiatan pembelajaran dan field work yang telah dilaksanakan selama mengikuti capacity building tersebut. Diantaranya, melakukan brainstorming sebagai tool standar untuk ide-ide segar dalam pengembangan proyek perubahan. Serangkaian kuliah singkat di Lund University sebelum melakukan ‘learning by walking’.
Untuk memberi gambaran tentang rancangan urban yang sebenarnya sedang dan telah dilakukan oleh Pemerintah Lokal di kota Lund. Beberapa hal yang dikunjungi, dilihat dan didiskusikan selama learning by walking adalah, melihat dari dekat contoh fasilitas infrastruktur perkotaan yang tertanam di bawah tanah. Seperti pemanas, listrik, air dan internet.
Berdiskusi tentang polusi udara dan dampaknya terhadap kesehatan warga kota. Mengunjungi Sankt Häns Backar adalah bekas tempat pembuangan sampah dan karena sejarah tempat pembuangan sampah, tempat itu kadang-kadang disebut Monte Composto. Bahkan orang swedia sering menyebutnya sebagai tanah terpolusi. Namun sekarang adalah taman buatan yang populer di bukit yang terletak di utara Lund.
Selain itu, lanjut Doni, juga melihat pengelolaan limbah rumah tangga. Peran serta masyarakat sangat terasa di proses pemisahan sampah ini. Masyarakat sadar kalau sampah yang mereka buang harus disortir untuk menjaga lingkungan. Program daur ulang sangat menguntungkan. Dimana kalau botol plastik/kaleng didaur ulang, maka mereka mendapatkan 1-2 kronor/botol. (1 kronor = kira-kira 1500 rupiah).
Proses pengolahan sampah ini dilakukan oleh pemerintah kota, sehingga insentif daur ulang sudah masuk ke dalam anggaran pemerintah Swedia. Peserta juga melihat dan mengunjungi Borgarparken, ruang terbuka yang hijau cukup luas. Juga menyediakan fasilitas untuk kegiatan outdoor, taman hujan di Gastgivaregatan serta kolam untuk menampung air hujan untuk mengurangi banjir. Terdapat juga ruang taman bermain untuk anak-anak. “Dan masih banyak kuliah dan lokasi lainnya yang kita kunjungi,”terang brirokrat muda Sumbawa ini.
Lalu seperti apa gambaran proyek perubahan ini di Sumbawa? Doni menyebutkan tim dari Indonesia, akan mengerjakan proyek manajemen sampah. Dengan menjadikan Sumbawa sebagai daerah lokasi projek.
Untuk sementara, daerah yang akan djadikan pilot adalah Desa Nijang Kecamatan Unter Iwes. Agenda awal yang akan digelar, mengadakan workshop dan seminar di bulan November. Mentor dari Swedia akan langsung berkunjung ke Sumbawa sebagai narasumber.
Setelah itu, melanjutkan draf proyek atau draf proposal yang dideadline hingga 20 Desember 2019. Draf proposal tujuannya adalah mengestimasi semua biaya yang mungkin keluar untuk menyelesaikan proyek perubahan tersebut. Sehingga diharapkan proyek dapat dijalankan dalam waktu singkat ini bisa terealisasi dengan baik.
Salah satu yang diusulkannya, alat larva lalat yang akan mengubah sampah menjadi kompos dalam waktu cepat. Satu gram larva dihargai Rp. 10 ribu dan bisa dijual. Dalam prakteknya nanti akan terlihat jelas saat turun ke Nijang. Ada pula usulan menjadikan paving blok dari sampah.
“Memungkinkan atau tidak nanti setelah kami turun ke Nijang langsung. Kemarin kami sudah bertemu sama Camat, turun ke Desa langsung, tetapi kita belum putuskan seberapa besar proyek yang akan kita langsungkan di sana,”tukasnya.
Kadis Kominfotik Kabupaten Sumbawa, Rachman Ansori, mendukung penuh inovasi baru program manajemen sampah ini di Sumbawa. Sebab pemerintah berkepentingan menjadikan Sumbawa Bebas Sampah. Artinya dengan sistem manajemen bukan sekedar membuat bank sampah, tetapi kemudian mengolah sampah menjadi barang lebih bernilai. “Sebagai bagian dari program Smart City khususnya Smart Environment, tentunya Pemkab akan mendukung program inovatif ini. Dinas terkat juga akan mendukung proyek perubahan ini. Kami sudah melaporkan hal ini ke bapak Bupati, beliau sangat mengapresiasi untuk ditindaklanjuti”, pungkasnya. (ra/mckabsumbawa)
Dalam pembinaan statistik sektoral, Diskominfotiksandi berkolaborasi dengan BPS Kabupaten Sumbawa menyelenggarakan rapat pembinaan statistik sektoral bagi OPD lingkup Kabupaten Sumbawa, yang dilaksanakan di Ruang Rapat Sekretariat PKK Kabupaten Sumbawa pada Rabu (4/6/2025). Hadir selaku narasumber adalah Kepala Dinas kominfotiksandi Kabupaten Sumbawa, dan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sumbawa
Sebagai upaya sinergi dengan media dan pemerintah daerah dalam hal penyebaran informasi yang akurat, terbuka, dan dapat dipertanggungjawabkan terkait pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), BPJS Kesehatan Sumbawa melaksanakan Engagement media, pada Rabu (4/6/2025)
Bidang Persandian Dinas Kominfotiksandi Kabupaten Sumbawa terus melakukan percepatan dalam implementasi Tanda Tangan Elektronik (TTE). Bertempat di Ruang Kerja Bidang Persandian, pada Rabu (28/5) dilakukan fasilitasi Tanda Tangan Elektronik (TTE) bagi Kepala Sekolah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sumbawa. Fasilitasi ini dilaksanakan sebagai upaya terus mempercepat implementasi TTE di Kabupaten Sumbawa.