Sumbawa Besar,
Infopublik. ??Melala merupakan satu tradisi yang lazim dilakukan masyarakat Sumbawa sejak memasuki Bulan Muharram. Melala ada proses pembuatan minyak Sumbawa yang dilakukan para ahli minyak atau yang populer disebut
sanro. Melala juga merupakan tradisi warisan lelulur masyarakat Sumbawa dan salah satu wujud kemajuan peradaban masyarakat dalam hal pengobatan tradisional.
Demikian disampaikan oleh Bupati Sumbawa H. M. Husni Djibril, B.Sc?? pada saat memberikan Sambutan menjelang memasuki Tahun Baru Islam 1439 Hijriah sekaligus membuka Parade Melala di Lapangan Pahlawan Sumbawa Besar, Rabu (20/9/2017).
???Mudahan-mudahan dengan peringatan 1 Muharram ini kita sebagai Tau Samawa senantiasa memegang teguh falsafah ???Takit ko nene, Kangila boat lenge" (takut kepada Allah SWT, malu berbuat tercela). Falsafah ini harus kita implementasikan dalam
hablumminallah maupun
hablumminannas?? ??ungkap Bupati.
Begitu pula semangat
ukhuwah, jiwa gotong royong dan kepedulian terhadap sesama harus selalu dapat kita wujudkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. sesuai dengan tujuan kita membangun Sumbawa Hebat dan Bermartabat.
Selanjutnya Bupati menjelaskan bahwa terdapat empat nilai kearifan lokal yang patut dipetik dan diwariskan kepada anak cucu di masa mendatang.
Pertama, sebut Bupati, adalah pelestarian lingkungan hidup. Sebab bahan-bahan yang digunakan dalam proses pembuatan minyak ini tidak terlepas dari akar kayu atau kulit kayu serta buahnya yang diperoleh dari hutan dan lingkungan sekitar kita.
???Ini mengisyaratkan agar kita terus melestarikan sumberdaya alam yang kita miliki, melestarikan hutan, tidak melakukan ilegal logging, namun harus mampu menggeliatkan apotik hidup di lingkungan keluarga dan rumah tangga kita masing-masing,?? ujar Bupati Haji Husni.
Kedua, dalam hal kesehatan. Orang tua terdahulu dengan keanekaragaman kekayaan alam tumbuh-tumbuhan obat, telah mampu membuka tabir di semua kebesaran yang diciptakan Allah SWT bahwa kesehatan sangat penting dari setiap orang. Dengan segala ikhtiarnya mampu membuat berbagai macam ramuan minyak Sumbawa dengan berbagai macam khasiatnya.
[caption id="attachment_1557" align="alignleft" width="300"]
Bupati Sumbawa H.M.Husni Djibril, B.Sc sedang berbincang ringan dengan salah satu sanro pembuat minyak Sumbawa[/caption]
Ketiga, dari sisi ekonomi. Keberadaan minyak Sumbawa berdampak yang cukup baik bagi kehidupan ekonomi masyarakat Sumbawa. Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk proses pembuatannya selain akar-akaran juga buah kelapa, madu dan bahan lainnya. Selain diproduksi secara khusus, minyak Sumbawa juga bisa diproduksi untuk keperluan banyak orang dan bisa dipasarkan.
Upaya ini mampu mengangkat ekonomi masyarakat menengah ke bawah yang memanfaatkan peluang tersebut. Apalagi branding Minyak Sumbawa sudah sangat dikenal dimana-mana.
Keempat, dari sisi social, khasanah budaya yang sudah diletakkan orang tua jaman dahulu harus terus dipelihara dan menjadi bagian dalam interaksi social yang memperkuat jati diri dan kebanggaan sebagai Tau Samawa.
Diakhir sambutannya, Bupati Sumbawa menyampaikan ucapan Selamat Tahun Baru Islam 1439 Hijriah kepada seluruh umat Islam dimanapun berada khususnya di Kabupaten Sumbawa serta mengajak para Pimpinan dan Anggota DPRD, Anggota Forkompimda dan seluruh hadirin untuk menyaksikan Parade Melala (pembuatan minyak Sumbawa) yang diperagakan oleh para sanro dan asistennya.
[caption id="attachment_1558" align="alignright" width="300"]
Pengunjung yang ingin memperoleh minyak Sumbawa dari sanro[/caption]
Sebelumnya Ustadz Syukri Rahmat, S.Ag telah menyampaikan hikmah Tahun Baru Hijriah dan penyerahan cindera mata dan piagam kepada para sanro yang telah melestarikan ritual budaya leluhur Tau Samawa oleh Bupati Sumbawa.
Masyarakat maupun pengunjung dari luar daerah sangat antusias mengikuti acara yang telah dijadikan salah satu event pada Festival Pesona Moyo 2017 khususnya bagi yang ingin memperoleh minyak Sumbawa dari para sanro.
Parade Melala yang memperlihatkan sisi mistis religious, racikan ramuan dari para sanro masing-masing Kecamatan yang berlangsung hingga tengah malam ini, menghasilkan 21 jenis minyak. Sebagian besar berkaitan dengan keperkasaan/kebugaran atau kejantanan laki-laki. Juga terdapat minyak untuk menyembuhkan penyakit luka, asam urat, rematik, ngilu, racun, sihir dan lainnya.
Sumber : Humas Protokol Sumbawa, Zain Samawa, Abdullah Makruf Rahmat