BERITA

Update Covid-19 Sumbawa, Rabu 13 Januari 2021 : 8 Orang Sembuh Dan 6 Orang Terkonfirmasi Positif Baru

Rabu, 13 Januari 2021   Admin   360  

Sumbawa Besar - Berdasarkan Data yang disampaikan Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa sampai dengan hari ini Rabu tanggal 13 Januari 2021

Read More

Pemprov Telusuri Penyebab Tingginya Harga Cabai

Jumat, 29 Januari 2021   Admin   427  

Sumbawa Besar - Dari fakta lapangan, dapat disimpulkan sementara, tingginya harga cabai bukan karena kurangnya produksi, melainkan karena tingginya permintaan cabai dari luar daerah. Petani cabai di Desa Pok Pampang saat ini tengah bergembira memasuki musim panen. Harga cabai dijual ke pengepul di kisaran Rp65.000/Kg. Ladon I adalah salah satu kelompok binaan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi NTB. Mengelola 20 hektar dari 94 hektar lahan pertanian yang ada disana. Selain cabai, lahan pertanian di desa ini juga diisi komoditas hortikultura lainnya, seperti toma dan padi. Hasil produksi petani ini biasanya dijual ke Toko Tani Indonesia (TTI) untuk menjaga stabilitas harga komoditas di pasaran. Ketua Kelompok Tani Ladon I, Kamaruddin mengatakan, karena tingginya tawaran harga pembelian, petani kelompoknya juga tak bisa dicegat menjualnya ke pengepul yang berdatangan langsung ke sawah-sawah mereka. “Yang buat harga tinggi itu pengiriman ke Jawa, bahkan Batam,” kata Kamaruddin. Untuk menjaga stabilitas harga cabai, ia mengharapkan kepada pemerintah daerah untuk memperbanyak kelompok-kelompok binaan. Karena hasil produksi kelompok binaan ini yang nantinya diambil oleh pemerintah untuk menggelar pasar murah, saat harga di pasaran tinggi. “Kalau kita sebagai petani, mana yang mau membeli dengan harga yang paling tinggi, ke sana kita jual,” kata H. Jaizani, salah satu anggota kelompok. Harga jual cabai saat ini sedang menggairahkan bagi para petani. Akhir tahun 2020 kemarin, harganya justru anjlok, bahkan di bawah Rp10.000 sekilo. Tingginya harga cabai saat ini karena pemintaan pengepul untuk dikirim ke luar daerah juga cukup tinggi. Petani merasa senang. Kapan lagi mereka mendapatkan harga tinggi. Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi NTB, Drs. H. Fathul Gani, M.Si menegaskan bahwa harga tinggi bukan karena kekurangan pasokan. Berdasarkan data arus ke luar barang yang dipotret dari pelabuhan, sepanjang tahun 2020 sebanyak 1.248, 72 ton. Terbanyak pada Bulan Desember sebanyak 894 ton. Tujuannya Batam, Belitung, Pangkal Pinang dan Manggarai. Data diambil dari Bandara Lombok dan Pelabuhan Sape. Fathul Gani mengatakan, dari sisi ketersediaan, selain menjaga produksi dari kelompok-kelompok tani binaan, masyarakat juga terus digalakkan memanfaatkan pekarangan untuk menanam cabai. Pemprov menyediakan bibit cabai. Produksi cabai dapat dilakukan tidak saja di lahan pertanian yang produkdif, pun di pematang-pematang sawah hingga kawasan perumahan. “Kalau soal kenapa harga tinggi, itu karena hukum pasar berlaku. Tidak bisa kita terlalu intervensi. Tidak bisa juga kita kendalikan orang mau jualnya ke mana. Penting kita lakukan adalah mandiri menanam cabai. Sehingga tidak selalu mengandalkan dengan membeli. Manfaatkan lahan lahan pekarangan kita, pematang-pematang sawah dan lahan-lahan yang tidak produktif untuk menanam cabai dengan teknologi tanam sederhana, polybag. Untuk menjaga ketersediaan pangan dan stabilisasi harga, terdapat 61 Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat (PUPM) yang dibina di NTB sejak tahun 2016. Dua PUPM diantaranya fokus mengembangkan cabai, tersebar di Sukamulia dan Lendang Nangka Lombok Timur. PUPM adalah kegiatan memberdayakan lembaga usaha pangan masyarakat atau gapoktan (gabungan kelompok tani/Kelompok Tani, Lembaga usaha masyarakat yang bergerak di bidang pangan) dalam melayani Toko Tani Indonesia (TTI) untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan. PUPM ini diberi untuk terus berproduksi menjaga ketersediaan pasokan pangan. Selain itu, hasil produksi PUPM juga biasanya digunakan oleh pemerintah untuk melakukan operasi pasar dalam rangka menjaga stabilitas harga pangan.

Read More

Semakin Banyak Ditemukan Kasus, Semakin Cepat Tangani Pandemi Covid-19

Jumat, 29 Januari 2021   Admin   401  

Sumbawa Besar - Gubernur dan Wakil Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, S.E., M.Sc., dan Dr. Ir. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M.Pd., menanggapi semakin melonjaknya kasus Covid-19 di NTB dalam waktu beberapa hari terakhir. Menurut Gubernur, semakin banyak ditemukan masyarakat yang terkonfirmasi positif, maka semakin cepat penyelesaian penanganan pandemi Covid-19 di NTB.

Read More

Vaksinasi di Sumbawa Dimulai Pekan Depan

Kamis, 28 Januari 2021   Admin   417  

Sumbawa Besar - Peluncuran agenda vaksinasi di Kabupaten Sumbawa rencananya dimulai pekan depan. Pelaksanaannya diawali 10 orang dari unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), tokoh agama dan tokoh masyarakat.

Read More